Suasana
hati,
Mengenai
suasana hati, tentu para pembaca tahu sendiri kan jika hanya diri sendiri yang
mampu mengenalinya. Nah, jadi para pembaca sendiri pula yang menyimpulkannya.
Terus apa hubungannya dengan menyinggung hal ini, hingga mau menulisnya pula???
Jadi
begini, suasana berarti keadaan suatu peristiwa kalo menurut KBBI sih. Keadaan
yang menggambarkan sebuah peristiwa yang sedang berlangsung. Dan jika
digabungkan dengan kata Hati, yang berarti keadaan yang menggambarkan hati
seseorang. Tetapi sangat sulit sekali jika berhubungan dengan namanya HATI,
susah beudt………………
Karena dengan hati kita mampu
merasakan hal-hal yang enak ataupun tidak enak, semua perasaan ada didalam hati
tersebut. Dari yang suka hingga duka. Suka mampu digambarkan dengan emoticon
senyum, dan duka digambarkan dengan emoticon sedih. Akan tetapi, orang yang
hebat adalah orang yang mampu menutupi kesedihannya dengan senyuman, tetap
senyum walau sedikit menyakitkan. Dan hingga suasana hati pun seakan muncul
dari penglihatan secara kasat mata, atau dengan melihat secara fisiknya.
Disaat kita dalam suasana hati
yang nyaman, hal positif pun timbul dengan sendirinya yang akan mendorong untuk
melakukan hal-hal yang ia rasakan dengan suasana hati yang seperti itu. Beda
halnya jika suasana hati kita sedang kacau. Hanya hal negatiflah yang akan
selalu muncul entah dari mana ada pikiran tersebut. Seakan hanya terlintas
begitu saja. Walau hanya sepintas, akan tetapi akan sulit sekali untuk
dihilangkan.
Begitu pula dengan apa yang saya
rasakan, sering kali saya mengalaminya. Pengalaman yang tak ingin saya bagi
dengan orang lain, karena hanya akan mempengaruhinya dengan hal-hal buruk yang
saya katakan. Akan tetapi jika memang perlu untuk dibagi, saya hanya bisa
berharap semoga apa yang saya sampaikan tak akan dilakukan oleh orang lain.
Hidup sendiri, lagi-lagi hanya
alasan itu yang mungkin mendorong saya membayangkan hal-hal yang “aneh”. Dan
terlebih lagi saya buka tipe orang yang suka curhat. Sangat sulit sekali
mengungkapkan apa yang saya rasakan, seakan tak ada keberanian untuk
mengungkapkannya. Apakah ini yang dimaksud dengan tidak bisa menikmati hidup?
Atau hidup hanya untuk dipikirkan bukan untuk dijalani? Ataukah hal-hal lain?