Pernah kesasar atau Tersesat? Karena
tempat/daerah baru di kunjungi atau malah sebenarnya udah tau daerah tersebut?
Jika memang tersesat karena baru pertama kali kunjungan itu wajar, tapi kalo
sebaliknya itu nggak wajar. Tapi bisa juga daerah udah pernah di kunjungi tapi
karena udah terlalu lama tidak berkunjung lagi itu bisa di bilang sedikit wajar
kalo nyasar. Tapi kalo nyasar yang menyenangkan, apakah bakalan
terjadi? Ya, saya juga tidak tau pasti kalo seperti itu kasusnya. Cuman
kebanyakan kalo kesasar itu menjadi image yang buruk alias tidak menyenangkan,
lha wong kesasar nggak tau arah mana mana dan bingung mau ngapain/ngelakuin
sesuatu kok menyenangkan. Piye?
Bukan niat bukan juga kesempatan,
tapi serendipity atau menemukan
sesuatu yang berharga secara tidak sengaja akan menjadi hal yang menyenangkan
dan bisa jadi pengalaman baik dalam hidup. Kalo jaman sekarang biasa orang
sebut di luar ekspektasi atau angan angan dan terjadi begitu saja.
Nah, hal itu terjadi pada saya
sekitar 3 tahun silam. Waktu itu sedang ingin bepergian ke salah satu destinasi
Kota Bandung dengan bermodalkan transportasi umum. Tapi bukan sampe di tujuan
tapi malah ke destinasi yang lain yang nggak pernah terbayang bakalan kesitu.
Karena menggunakan transportasi umum jadi perlu transit beberapa transporter
untuk sampe di tujuan. Dan untuk pergi di pool transporter itu perlu jalan kaki
dulu beberapa ratus meter. Awal transit, turun dari bus lalu cari cari
informasi untuk naik kendaraan berikutnya dengan menembus keramaian pedagang
bak pasar malam yang sering jualan pakaian sampe perkakas lain. Nah, setelah
itu malah tembus dan ketemu sama tempat bernama Gasibu, begitulah julukan warga
sekitar menamai tempat itu. Gasibu ini merupakan tempat dengan visual seperti
alun alun kota yang membentang rumput pendek yang hijau dan ada beberapa
ornamen di rumputnya dan biasanya warga sekitar memanfaatkan moment pas CFD (Car Free Day) di hari libur. Cuaca
cukup menyengat karena pas hampir tengah hari dan di tambah lahan luas yang
membentang jauh dari pepohonan menjadikan saya melirik dan jalan ke pinggir.
Yang berikutnya kesasar melewati
salah satu monumen yang ada di Bandung yakni monumen perjuangan. Tempat ini
juga tidak jauh dari lokasi gasibu itu, dan entah memang area nya tertutup atau
memang sedang ditutup untuk wisatawan. Karena saat itu saya harus memutar
lokasi untuk mencari pintu masuk, tapi sayang tidak bisa lebih dekat dengan
monumen itu karena terhalang pagar yang mengelilinginya. Dengan meninggalkan
KTP, saya bisa masuk area untuk umum dan pasti diluar pagar monumen. Lumayan,
intinya sempat melihat salah satu monumen yang ada di kota itu.
Monumen Perjuangan
Dan yang terakhir yang nggak di
sangka juga, ketemu salah satu ikon kota bandung juga. Gedung sate. Ya, awalnya
masih kurang pede kalo itu beneran gedung sate atau hanya gedung dalam kota,
tapi setelah melihat lebih dekat bangunan itu ternyata memang gedung sate yang
ada di depan mata. Cukup ramai pengunjung di area gedung yang silih berganti
untuk mendapatkan momen atau angle yang pas untuk diabadikan lewat kamera. Dan
lalu lalang kendaraan dan para pejalan kaki pun ikut menyumbang sedikit crowded
lokasi itu. Ya, tentunya saya juga nggak mau kalah untuk mengabadikan momen
dengan kamera walaupun cuman kamera ponsel.
Gedung Sate
Dan di akhir perjalanan pulang
terlintas depan mata kendaraan yang cukup langka untuk di kendarain di kota
itu. Bus tingkat. Ya, bus yang hanya beroperasi di beberapa kota ini salah
satunya beroperasi di kota Kembang. Berharap bisa naik dan berkeliling
menggunakan bus itu ke tempat tempat destinasi kota Kembang.