Saat masih jaman sekolah ada
salah satu mata pelajaran yang namanya Muatan Lokal. Mata pelajaran itu saya
dapat dari pas waktu masuk SD sampe SMA, mata pelajaran muatan lokal ini isinya
mata pelajaran Bahasa Jawa. Mungkin karena saya berasal dari jawa tengah jadi
ada mata pelajaran khusus bahasa jawa, tapi pas ketemu temen yang daerah jawa
barat itu juga ada mata pelajaran Bahasa Sunda. Nah, saya pikir itu memang
seperti mata pelajaran khusus untuk daerah jawa (untuk tetap melestarikan
bahasa lokal).
Pas waktu SD ada tugas atau dalam
hal ini sih bisa dibilang ujian praktek (karena moment pemberian tugas itu pas
di ujian) untuk menembangkan satu tembang di depan kelas (individu). Tembang
ini ialah sebuah lagu yang dinyayikan menggunakan bahasa jawa, isi atau maksud
dari tembang ini biasanya berisi ajakan, nasehat dan lain-lain. Dan tembang ini
juga bersyair seperti hal nya pantun, saling berkaitan maksud tiap bait nya.
Nah, setelah beranjak ke SMP kalo nggak salah tidak ada ujian untuk
menembangkan sebuah lagu berbahasa jawa (sedikit lupa). Tapi kalo pas waktu SMA
ada juga tugas untuk menyayikan lagu bertema campursari (sedikit modern) yang
tentunya menggunakan bahasa jawa. Ada sebuah lagu yang saya sendiri nggak tau
kenapa atau alasan apa kok sampe pilih lagu itu. Judul lagunya itu Cidro dari
Didi Kempot. Tau kan siapa Didi Kempot? Untuk lebih jelasnya silahkan kepo in
siapa itu Didi Kempot. Oke, saya singgung sedikit tentang siapa itu Didi
Kempot, Didi Kempot itu merupakan salah satu penyanyi yang berasal dari jawa
tengah, tepatnya di kota Solo. Nah, mas Didi ini bermusik dengan menggunakan
bahasa Jawa (pastinya) dan mas Didi ini terkenal untuk kalangan lagu jawa.
Mungkin dengan aliran musik sedikit keroncong yak, tapi saya nggak tau
pastinya.
Oke, kembali tugas menyanyikan
lagu berbahasa jawa. Alasan kenapa saya ambil salah satu lagunya mas Didi ini,
yang pertama karena lagu-lagu mas Didi ini cukup familiar di telinga (pas
didengerin) dan untuk bahasa saya cukup mahir berbahasa jawa (karena asli jawa
tengah). Dan untuk menghafal satu lagu ini cukup gampang (sudah familiar) jadi
lebih PeDe saat nanti tampil di depan kelas (hapal). Nah, alasan kenapa saya
milih lagu mas Didi yang berjudul Cidro ini yang saya nggak tau pasti
alasannya. Kalo untuk lirik itu cukup gampang dihapalin, kalo nada lagu ini
cukup melo yak, kalo untuk makna lagunya saya waktu itu nggak kepikiran sampe
kesitu (makna lagu). Nah, tapi setelah saya denger-dengerin lagu itu beberapa
saat setelah selesai maju ke depan kelas nyanyi, liriknya itu memang seperti
mengisyaratkan bahwa seseorang di lagu itu sedang patah hati karena alasan beda
derajat (misal kaya dan miskin). Dan itu seakan-akan mengisyaratkan itu di
beberapa lirik lagu nya.
Wis sak mestine, ati iki nelongso (sudah
semestinya, hati ini sedih)
Wong sing tak tresnani, mblenjani janji
(orang yang saya cintai, ingkari janji)
Opo ora eling, naliko semono (apa tidak
ingat, pas waktu dulu)
Kebak kembang wangi jroning dodo (bagai
bunga wangi didalam dada)
Kepiye maneh, iki pancen nasibku (gimana
lagi, ini memang nasibku)
Kudu nandang loro, koyo mengkene (harus
merasakan sakit, seperti ini)
Remuk ati iki yen eling janjine (hancur
hati ini jika ingat janjinya,)
ora
ngiro jebul lamis wae (tidak taunya cuma bohong belaka)
Gek opo salah awakku ini (trus apa salah
saya ini)
kowe nganti tego mblenjani janji (kamu
sampai tega ingkari janji)
Opo mergo kahanan uripku ini, (apa
karena keadaan hidupku ini)
mlarat bondo seje karo uripmu (miskin
harta, berbeda dengan hidupmu)
Aku nelongso mergo kebacut tresno (aku
nelangsa karena terlanjur cinta)
ora ngiro saiki kowe cidro (tak kukira
sekarang kamu ingkar)
Itu lirik lagu
dari Cidro dari mas Didi, jadi bisa dibayangin kan kira-kira apa maksud dari
lagu itu.
Nah, kalo
menurut berita (info) yang saya sempet denger bahwa lagu yang didengerin itu
menggambarkan apa yang sedang dirasakan. Kalo memang lagi happy biasanya dengerin lagu-lagu yang temanya happy juga, bergitu juga kalo misalkan sebaliknya. Nah, tapi beda
dengan saya pas waktu milih lagu itu saya nggak sedang dalam status
“berhubungan” atau bahasa kerennya itu menjalin asmara dengan cewek. Alias saya
waktu itu lagi single. Kalo memang info yang dari dapat seperti diatas itu
seharusnya saya dalam posisi nggak lagi single, tapi kenyatannya lagi single. Nah,
ini yang aneh memang, itu yang saya rasakan juga waktu setelah saya selesai
menyanyikan lagu itu dan setelah saya dengerin beberapa kali lagu itu. Dan
sampe sekarang kadang saya masih kepikiran kenapa saya pilih judul lagu itu??