Selasa, 14 Agustus 2018

Es Tawuran

Ngebahas soal kuliner nggak akan ada habisnya, begitu juga kuliner yang ada di Cirebon ini. Walaupun saya bukan pemburu kuliner, tapi setidaknya pernah jadi orang yang ngerasain salah satu atau dua makanan yang ada di sini. Sebenarnya saya tergabung di grup yang sedikit banyak bahas tentang masakan ataupun makanan yang recommended buat di cicipi, tentu dengan nilai yang minimal estede. Std, ya std adalah sebutan untuk penilaian terhadap makanan yang dicicipi, kalo sehabis mencicipi makanan langsung memberikan penilaian terhadap rasa (terutama) dan mungkin juga harga.

Udara atau cuaca musim kemarau di Cirebon itu sungguh masya allah, serasa ingin selalu minum yang dingin dingin. Bukan di waktu siang saja, tapi di waktu malam hari pun juga masih ngerasain hawa gerah. Tak hayal kipas angin di kosan non stop muter terus. Hanya di waktu subuh saja udara serasa menyejukkan, dingin nggak tapi panas atau gerah juga nggak. Sejuk.

Nah, kalo ngebayangin soal minuman dingin. Di Cirebon punya menu minuman yang pas tapi nama es itu kayak nama melakukan perbuatan kriminal. Es Tawuran. Iya, es yang satu ini bisa jadi menu untuk di minum pas lagi udara panas, atau cuman sekedar mencicipi saja. Es dengan tampilan mirip dengan es campur atau sop buah ini memang cukup jadi andalan di sini. Es yang disajikan dengan mangkok seperti pecahan batok kelapa ini menawarkan berbagai campuran buah yang segar dan beberapa potongan agar agar. Dan tak ketinggalan juga siraman dari susu kental manis yang menambah rasa manis dan segar. Awas kena diabetes. Walaupun tampilan es tawuran sama sop buah itu mirip mirip, tapi kalo rasa pasti beda. – nggak bisa di tuliskan di sini gimana rasanya - . Kalo mau tau rasanya, silahkan main ke Cirebon dan nyobain, saya bersedia nganterin kalo pengen di anter. Bahkan ada yang bilang, itu salah satu es yang enak yang ada di Cirebon, kata seorang perantau yang sempet juga mencicipi es tersebut.

Jadi, yang mau nyobain beberapa kuliner yang ada di Cirebon silahkan datang dan kunjungi dan juga cicipi kulinernya. Untuk es tawuran, bisa kalian temukan di Plered, tepatnya di jalan Fatahilah, desa Weru Cirebon.

Share:

Jumat, 10 Agustus 2018

Late Post - Less Post


Juli, entah bulan yang padet sama jadwal kegiatan sehari hari atau sebaliknya yang malah longgar sekali. Tapi entah kenapa pas buka blog postingan di bulan juli itu nihil tidak ada satupun postingan yang terpampang di wall blog. Bukan nggak sempet bikin, tapi emang nggak ada bahan yang berarti buat di pampang di wall, karena saya pun bukan seorang yang mahir buat cerita cerita, yang mahir kata menjadi kalimat yang berujung beberapa paragraf yang bisa dinikmati para pembaca ‘nyasar’ yang dermawan. Para pembaca yang dermawan meluangkan waktu untuk sekedar click postingan dan baca baca satu dua kalimat yang mungkin bisa membawa pada keadaan dimana bisa ‘merasakan’ keadaan penulis saat itu juga.

Dan sekarang pun sudah 10 hari melewati bulan ke-8 di tahun 2019 ini yang nggak tau bakal gimana nantinya, masih misteri. Jujur memang saya berprinsip kalopun nggak banyak posting, tapi setidaknya 1 postingan mewakili di tiap bulannya. Tapi ya, mau gimana lagi emang kepentok sama hal hal yang dibuat seakan akan sibukk. Nulis itu juga butuh niat, pikiran yang rileks dan yang lain. Malah saya pernah denger di sebuah cuplikan film yang disitu ….justru saat seperti ini akan melahirkan tulisan tulisan yang nantinya jadi mashur dan terkenal. Kata seperti ini berarti suasana hati yang lagi nggak tenang, habis di terpa rasa yang kurang mengenakkan, kekecewaan, putus asa. Memang betul jika suasana hati sangat berpengaruh sama tulisan yang dihasilkan, tapi nantinya tulisan itu jadi tulisan yang bersifat demikian, ada rasa campur aduk, galau, depresi.

Juli, bulan yang membuat saya harus merubah pola hidup, pola keseharian, pola tidur, pola makan dan aktivitas lain. Bulan yang bahkan saya pun mulai sedikit lupa sama hari, hanya teringat jadwal saya setiap harinya yang berpola 2-2-2. Shift. Ya, karena perubahan dari normal menjadi ‘nggak normal’. Yang teringat hanya setelah saya pulang pagi yang ke-2 berarti saya holiday. Dan waktu berjalan begitu saja sampai nantinya jadwal saya pulang kampung dan harus berlama lama di atas alat transportasi yang berjalan di atas tatanan besi memanjang, merasakan rasanya nggak nafsu makan, walaupun perut sudah bergejolak keroncongan, hanya sesekali diredakan dengan tenggukan air mineral. Merasakan dinginnya air conditioner yang membuat saya sampai menggigil nggak tentu, duduk bertekukkan lutut yang sesekali meluruskan kalo ada celah dengan yang lain.

Share:

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.