Jumat, 10 Agustus 2018

Late Post - Less Post


Juli, entah bulan yang padet sama jadwal kegiatan sehari hari atau sebaliknya yang malah longgar sekali. Tapi entah kenapa pas buka blog postingan di bulan juli itu nihil tidak ada satupun postingan yang terpampang di wall blog. Bukan nggak sempet bikin, tapi emang nggak ada bahan yang berarti buat di pampang di wall, karena saya pun bukan seorang yang mahir buat cerita cerita, yang mahir kata menjadi kalimat yang berujung beberapa paragraf yang bisa dinikmati para pembaca ‘nyasar’ yang dermawan. Para pembaca yang dermawan meluangkan waktu untuk sekedar click postingan dan baca baca satu dua kalimat yang mungkin bisa membawa pada keadaan dimana bisa ‘merasakan’ keadaan penulis saat itu juga.

Dan sekarang pun sudah 10 hari melewati bulan ke-8 di tahun 2019 ini yang nggak tau bakal gimana nantinya, masih misteri. Jujur memang saya berprinsip kalopun nggak banyak posting, tapi setidaknya 1 postingan mewakili di tiap bulannya. Tapi ya, mau gimana lagi emang kepentok sama hal hal yang dibuat seakan akan sibukk. Nulis itu juga butuh niat, pikiran yang rileks dan yang lain. Malah saya pernah denger di sebuah cuplikan film yang disitu ….justru saat seperti ini akan melahirkan tulisan tulisan yang nantinya jadi mashur dan terkenal. Kata seperti ini berarti suasana hati yang lagi nggak tenang, habis di terpa rasa yang kurang mengenakkan, kekecewaan, putus asa. Memang betul jika suasana hati sangat berpengaruh sama tulisan yang dihasilkan, tapi nantinya tulisan itu jadi tulisan yang bersifat demikian, ada rasa campur aduk, galau, depresi.

Juli, bulan yang membuat saya harus merubah pola hidup, pola keseharian, pola tidur, pola makan dan aktivitas lain. Bulan yang bahkan saya pun mulai sedikit lupa sama hari, hanya teringat jadwal saya setiap harinya yang berpola 2-2-2. Shift. Ya, karena perubahan dari normal menjadi ‘nggak normal’. Yang teringat hanya setelah saya pulang pagi yang ke-2 berarti saya holiday. Dan waktu berjalan begitu saja sampai nantinya jadwal saya pulang kampung dan harus berlama lama di atas alat transportasi yang berjalan di atas tatanan besi memanjang, merasakan rasanya nggak nafsu makan, walaupun perut sudah bergejolak keroncongan, hanya sesekali diredakan dengan tenggukan air mineral. Merasakan dinginnya air conditioner yang membuat saya sampai menggigil nggak tentu, duduk bertekukkan lutut yang sesekali meluruskan kalo ada celah dengan yang lain.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.