Pernah kebayang nggak kalo nggak
ada niat buat piknik tapi ternyata setelah ketemu diajakin piknik? Ya mau nggak
mau sih (dalam hati), mau dan yakin ikut kalo udah dapet tempat
duduk/sebelumnya udah booking, tapi nggak maunya karena khawatir nggak dapet
tempat duduk (dadakan soalnya). Sampai akhirnya malam sebelum berangkat ada
tawaran kursi kosong karena ada yang cancel, tambah yakin buat ikut, tapi
sampai pagi mau berangkat masih enggan untuk berangkat alias setengah hati mau
piknik. Karena udah terlanjur bilang ‘iya’ ya harus berangkat, kalo nggak kan
sayang tempat duduk yang udah dibayar.
Pagi jam 7 udah harus siap siap
untuk berangkat, dan tepat jam 7 juga saya dan rombongan udah ready. Absen penumpang,
clear dan berangkat. Dalam perjalanan belum tau kemana tujuannya, cuman di
kasih tau nanti bakal piknik ke Gunung Kidul, yang terbayang pasti mau ke
pantai tapi nggak tau pantai mana yang mau dituju (karna pantai gunung kidul
itu pantainya banyak banget) kalo nggak spesifik barang kali nanti pantai yang
di tuju ternyata udah pernah dikunjungi sebelumnya.
Pantai, kebayang bakal main air,
main ombak, minimal pasti basah walaupun nggak sekujur tubuh basah. Dan niatnya
dari rumah sampe disana cuman mau liat liat aja sama menikmati suasana, alhasil
nggak bawa baju ganti dan perlengkapan lainnya. Tapi nyatanya sampe disana
malah nyebur, bahkan nggak mikirin lagi nanti mau ganti baju pake apa. Cuman modal
celana kolor aja, lepas celana panjang, lepas sandal, lepas jaket dan lepas
diri nyebur ke laut bermain dengan ombak dan air asin bahkan sampe di ajakin
naik kapal nelayan untuk nyobain keliling agak ke tengah laut. Puas.
Oh iya, kembali dulu bahas
pantai. Setelah nanya nanya ke temen pantai yang mau di tuju nanti itu adalah
Pantai Indrayanti. Tapi bukan pantai itu yang tertulis di papan nama setelah
bis masuk dan parkir. Pantai Drini. Itulah realita pantai yang dituju. Ekspetasi
jelas berbeda sama realita. Tapi its oke nggak masalah, yang penting
pemandangan pasir putih di situ nggak beda sama pantai indrayanti.
Nggak akan terasa manis kalo
belum ngerasain pahit. Mungkin itu kalimat yang pas buat ngewakilin gimana
serpak terjang perjalanan hingga sampai tujuan. Pertama, macet itu pasti karena
memang lagi dalam kondisi lebaran pasti nggak mungkin nggak macet karena
jalanan rame para pelancong lainnya juga. Kedua, kondisi kendaraan. Iya, karena
transportasi kesana itu menggunakan bis jadi itu juga menjadi bahan kenapa
harus ngerasain pahit dulu. Bis yang kita gunakan ternyata tidak dalam kondisi
prima dan di tengah perjalanan sudah hampir 5 kali berhenti (padahal belum
nyampe tujuan) untuk pengecekan kondisi bis (mulai dari kebocoran jalur solar,
perseneling yang nggak mau dipindah, dan yang lain) bahkan kalo di hitung
hitung, durasi stop karena macet sama karena ‘mogok’ itu lebih banyak memakan
waktu bis ‘mogok’. Tapi syukur alhamdulillah nggak ada yang lebih parah dan
kita serombongan selamat sampai kerumah kembali.
Pantai Sepanjang, destinasi
berikutnya setelah Pantai Drini. Penampakan pantai sepanjang ini masih sama
dengan tampak pasir putih yang menyelimuti pantai, hanya saja tampak begitu
banyak karang karang yang tidak tertutup air. Awalnya saya dan satu temen saya
berniat nyebur juga di pantai ini, tapi setelah sampai dan melihat sekilas
seperti pasir item jadi kita urungkan niat untuk nyebur. Dan ternyata ekspektasi
apa yang saya lihat item itu bukan berasal dari pasir pantai, melainkan karang
yang muncul di permukaan. Bahkan para pelancong yang lain juga hanya bermain
air di atas karang itu, bukan sambil berenang hanya ingin merasakan ombak yang
sampai di tempat mereka berpijak. Tak beda jauh dengan saya dan temen lain.
Lengkap sudah dua destinasi
pantai Gunung Kidul melengkapi liburan lebaran saya yang bahkan itu menjadi
agenda lebaran bisa ‘piknik’ saya setelah beberapa tahun yang lalu nggak pernah
ngelakuin bahkan rencana aja nggak. Dengan rencana/kabar dadakan saja sudah
cukup untuk menambah kumpulan foto yang nantinya menjadi cerita dan kenangan
bahwa hal itu sempat terjadi di masa lalu.
0 komentar:
Posting Komentar