Kamis, 14 Desember 2017

NgaYogyakarto

Yogyakarta, kalo denger kata itu udah kebayang alun alun kidul nya, malioboronya, gudegnya dan angkringannya, serasa udah pengen aja main main kesana. Ya itu hanya sebatas angan angan di beberapa bulan yang lalu, tapi angan angan itu terkabul tepat di akhir bulan November lalu. Ya, akhir bulan silam saya coba main main kesana walaupun banyak berita yang mengabarkan beberapa daerah di kota itu sedang mengalami bencana banjir, tapi nggak menyurutkan niat saya untuk sekedar berjelajah kesana.

Awalnya sih dari pengajuan cuti di akhir bulan 11 ini, pas ngajuin awalnya agak berat big boss untuk mengijinkan, tapi setelah beberapa pengajuan opini/reason akhirnya luluh juga beliau untuk ijinin saya cuti 2 hari. Setelah lega dapat acc dari big boss, cus langsung pesen tiket kereta pulang-pergi. Tiket kereta aman, waktunya prepare perkakas yang mau dibawa, dan setelah semuanya aman, pagi tepat jam 8.00 meninggalkan kost untuk ke stasiun, dan jam 9.20 am kereta Fajar Utama Jogjakarta berangkat dari Cirebon. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 6,5 jam dan tepat di jam 2.39 pm siang menjelang sore suara cewek di dalam kereta menyuarakan “ladies & gentleman, in a few minute the train fajar utama yogyakarta will be arrive in the last destination stasiun” yang berarti tepat akan tiba di jogja. Keluar stasiun langsung looking for hotel untuk menginap 2 malam di sana. Setelah udah dapat penginapan coba sejenak istirahat sebentar sambil menunggu tenggelamnya matahari yang nantinya saya berencana untuk berjelajah sebentar di sepanjang jalan malioboro karena penginapan di dekat malioboro tapi rencana hanya sebatas rencana, tidak bisa menyalahkan sang pemberi rencana karena cuaca sore-malam itu sedang turun hujan. Akhirnya saya istirahat saja di penginapan untuk menyiapkan tenaga besok paginya.

Pagi pagi mulai prepare untuk mencoba menyimbangi beberapa spot destination yang sedang hits jaman now. Planning ini juga sebenarnya melibatkan kenalan saya yang sedang kuliah di situ, tapi mereka kepentok sama jadwal kuliah. Ya, itu tidak jadi masalah ataupun mengurungkan niat untuk tetap pergi kesana. Tebing breksi, tujuan wisata di hari itu. Dengan mencoba menggunakan tranportasi umum/trans jogja ke halte terdekat dengan tujuan wisata. Akses yang jauh halte akhirnya saya naik ojek menuju tebing breksi. Cuaca saat itu terlihat mendung, dan di tebing breksi terasa dingin/sejuk sampai akhirnya ba’da dhuhur hujan pun turun. Sempat terjebak hujan di tempat pangkalan ojek, saya pun melanjutkan perjalanan pulang. Kurang lebih sejam menikmati hawa dari ketinggian dan memandang/memanjakan mata dengan apa yang telah diberikan oleh-Nya. Paling enak emang bareng temen, segerombolan anak anak main/traveler lain, tapi nggak apa apa hanya sendiri sudah cukup untuk mengobati rasa penasaran dan pengen liat realnya photo photo yang di posting banyak orang. Ada planning juga ke suatu tempat dengan ketinggian yang cukup bagus menikmati panorama dari puncak bukit becici daerah imogiri, bantul. Tapi dengan adanya berita bencana banjir di daerah itu, jadi rencana saya cancel aja.
Tebing Breksi

Planning malamnya mencoba jelajah di sepanjang jalan malioboro dengan skuat dari uii itu, karena waktu saya ada rencana pergi ke jogja itu ya ngabarin mereka, mungkin saja bisa jadi tour guide jogja saya. Jelajah malam di mulai dari menikmati angkringan di salah satu jalan dekat stasiun jogja, sempat ngerasain juga apa itu kopi joss yang denger denger itu memang menjadi ikon dari angkringan itu. Bentuk fisiknya sih kopi item biasa, cuman ditambahin bongkahan kecil arang di masukin di dalam kopi itu, mungkin fungsinya biar tetep anget kopi nya. Nah setelah sudah ngerasa kenyang, kembali ke jalan jalan di sepanjang jalan malioboro sampai akhirnya nemuin pentas seni angklung show (pertunjukan angklung) yang hanya bisa saya saksikan lewat youtube, tapi waktu itu sekitar jam 21.00 angklung show dimulai. Selama sejam menikmati show itu, dan air hujan mulai jatuh rintik rintik dan setelah para skuat pamit pulang saya pun nggak lama kemudian saya juga kembali ke penginapan. Keesokan harinya masih ada planning lagi sebelum pulang ke Cirebon. Sebagai tanda terimakasih dan pengen ngerasain salah satu tempat makan yang cukup rame di jogja. House of raminten. Tapi yang saya samperin bareng skuat itu The waroeng of raminten. Kalo nama sih mirip mirip lah ada ramintennya, tapi untuk menu makanan nggak tau. Tapi di waroeng itu menyajika makanan yang kurang lebih masakan jawa. Dan perjalanan menjelajah jogja saya tutup di waroeng of raminten itu. 
Angklung Show

Share:

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.