Minggu, 29 Oktober 2017

Musik Senam

Senam, udah pada tau kan apa itu senam. Yaitu salah satu olahraga dengan menggerakkan seluruh anggota tubuh sesuai dengan irama musik. Senam ini merupakan olahraga yang cukup digemari di kalangan dari yang muda sampai yang tua (bukan lansia), bahkan sampai ada beberapa membentuk kelompok senam. Nah, dalam olahraga senam ini biasanya di pimpin oleh satu atau bahkan bisa 3 orang yang berada di depan barisan untuk memimpin gerakan senam itu. Dan kegiatan kelompok senam ini biasanya dilakukan di area yang cukup luas karena begitu banyaknya anggota yang ikut. Bisa di lapangan/alun alun kota/kabupaten, bisa juga di area teras pusat belanja.

Nah, menyinggung masalah irama musik dalam senam, ternyata memang nggak bisa asal dalam memilih lagu pengiring senam, baik itu musik bernuasa melo, pop, atau bahkan dangdut/reggae. Intinya sih bisa di sesuaikan dengan setiap gerakan dalam senam. Dan lagi senam itu merupakan olahraga yang terstruktur gerakannya, ada pemanasan atau peregangan, inti dan pendinginan.

Saat pemanasan atau peregangan bertujuan untuk mestabilkan gerakan tubuh sebelum masuk ke gerakan inti, agar tubuh nggak ‘kaget’ dan tentu saja mengurangi terjadinya cidera dalam olahraga. Nah dalam pemanasan irama musik sudah dimulai di mainkan, yang saya tau dan sedikit pengamatan biasanya musik yang digunakan itu musik yang sedikit bersifat memacu gairah gerak badan yang awalnya masih belum bergerak jadi lebih terpacu untuk menggerakkan badan. Biasanya dalam tahap ini irama musik yang dipakai itu musik yang beraliran pop.  Dan setelah sudah dirasa ‘panas’ bisa dinaikkan beat nya menjadi aliran musik dangdut yang memang agak lebih terpacu gerakkannya. Bisa juga menggunakan aliran musik rap yang agak agak cepat beat nya. Pernah saya mendengar sepintas lagu yang di putar untuk mengiringi gerakan senam dan lagu itu memang nggak asing buat jaman now karena memang lagu itu sempat hits belakangan ini. Sebut saja Despacito. Nah, lagu itu kan memiliki tempo yang cukup cepat tapi juga bisa mengobarkan semangat dan ditambah lagi dengan gerakan dari senam yang memang di sesuaikan dengan irama musik. Gerakan yang tepat itu nggak lepas dari sang instruktur senam, karena memang dia yang memimpin jalannya senam. Tak banyak juga irama musik dalam senam itu diambil dari lagu lagu band tanah air tentu saja dengan penyesuaian sebelumnya.


Setelah tahap diatas, untuk cooling down atau pendinginan biasanya gerakan senam itu lebih sedikit pelan dan tidak terpatah patah. Nah, saat pendinginan ini irama musik yang pas untuk mengiringi gerakan biasanya menggunakan musik yang agak agak melo, galau dan sejenisnya. Tapi musik dalam senam ini nggak semua pure seperti musik yang sebenarnya dengan kata lain ada beberapa revisi atau cover dengan sedikit menyesuaikan dengan gerakan yang dipakai dalam senam. 
Share:

Sabtu, 21 Oktober 2017

I Fu Mie

Kuliner, sekarang sudah menjadi sebuah wisata yang bisa dibilang ‘wajib’ kalo pas pergi pergi. Karena wisata kuliner itu hubungannya sama perut, kalo nggak makan kan nanti jadi masalah. Dan kenapa menjadi sebuah tujuan wisata, karena sifatnya yang limited edition dan hanya bisa ditemukan di tempat itu saja dan tentu saja menjadi yang ‘khas’ di daerah tersebut. Sebut saja salah satunya kota udang dengan tahu gejrot, empal gentong dan nasi jamblangnya yang memang hanya ada di Cirebon (walaupun sekarang sudah bisa ditemukan di kota kota besar) mungkin orang Cirebon lagi merantau ke luar kota untuk mencari nafkah yang lebih baik. Dan ada juga di kota hujan dengan soto mie nya dan kota lainnya.

Nah, ngomongin soal kota hujan alias bogor. Beberapa minggu kemarin tepatnya akhir bulan kemarin saya dapat tugas dari kantor untuk melakukan training yang mengharuskan untuk pergi ke kota hujan itu. Bagi saya yang cukup lama merantau disana nggak terlalu khawatir untuk mencari beberapa menu makanan untuk keseharian saya nanti disana. Awal keberangkatan saya dari kota udang sekitar jam 9 pagi dan menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam untuk sampai di stasiun Gambir. Dari gambir saya harus melanjutkan perjalanan dengan memakan waktu kurang lebih 1 jam an untuk bisa sampai di Bogor. Nah, sampai di Bogor nggak lengkap rasanya kalo nggak nyicipin soto mie nya. Berhubung waktu itu saya juga belum makan siang, dan terlebih lagi saya orang yang suka makanan yang berkuah salah satunya soto. Walaupun sudah beberapa kali nyicipin soto mie tapi rasanya pengen nyicipin lagi dengan tempat makan yang berbeda tentunya.

Saya beserta temen kerja saya (sebut saja bos kuliner) yang training disana selama seminggu. Dan selama seminggu kedepan saya bakalan bareng bareng buat cari makan nya. Mungkin saya yang nantinya menyesuaikan menu makan si bos kuliner ini, ya mungkin karena kebiasaan makan yang berbeda dari kami. Setelah sekitar 2 hari makan dengan menu yang sama (sebut saja nasi goreng) akhirnya bos kuliner ngajakin buat nyobain menu makan yang beda dan juga karena udah hari ke-4 saya disana dan hari ke-5 nya itu langsung pulang lagi ke Cirebon. Nasi goreng, kenapa makannya cuman nasi goreng? Ya, karena akses untuk cari makannya yang mudah (karena posisi malam hari dan dekat dengan penginapannya) dan terlebih lagi menu makan yang selain itu aksesnya jauh dan kadang malas untuk perginya. Awalnya sih cuman wacana kalo pengen makan diluar kan ngepasin malam terakhir di Citeureup, tapi pas coba pastiin ke temen yang lain (berhubung kedatangan temen 1 lagi) akhirnya jadi juga cari makan diluar Citeureup. Dan untuk akses ke tempat makan, coba pesan transportasi online yang ready disitu, setelah dapat trus gas menuju tempat makan.

Ked*i kita. Iya, tempat makan destinasi kuliner kita malam itu dan itu juga karena bos kuliner yang kasih recommended. Tapi waktu mendekati malam yang mungkin juga bakalan tutup tempatnya (karena posisi di dalam mall) jadi ngikutin jadwal buka-tutup mall. Pas sampe disana memang sudah banyak berkurang orang yang lalu lalang di dalam mall, kedai itu juga sudah menampakkan suasana yang sepi, dan pesanan kami menjadi orang ke-2 terakhir yang pesan makan. Tapi yang terakhir menjadi tamu yang meninggalkan tempat makan. Biar nggak kemaleman, langsung saja kita pesen menu makanannya. I fu mie. Nggak tau makanan seperti apa itu, tapi yang pasti itu sudah recommended bos kuliner (karena dia pasti pernah makan makanan satu itu). Awalnya saya mau makan yang bisa pake nasi, macam ayam goreng/bakar. Tapi temen saya yang satunya lagi juga pesen mie itu, jadi yaudah aja pesen 3 aja untuk mie itu toh saya itu juga posisi di bayarin, jadi aja ngikut welah. Free. Iya, karena suatu alasan yang nggak bisa saya tulis disini alasan kenapa saya dapet free makan malam. Tapi yang pasti saya mempunyai temen temen yang super baiknya.


I fu mie. Menu makanan yang di hidangkan dalam kondisi masih panas (kayak ada hot platenya, tapi bukan). Untuk secara fisik, sama seperti mie mie biasa, cuman dia agak kering pas dihindangkan sebelum di balurin oleh kuah kental dan berbagai sayur & rempah rempah. Untuk rasa, sebagaimana saya baru pertama ngerasain overall itu makanan yang enak, gurih. 
Share:

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.