Senin, 29 Oktober 2018

Jalan Bambu Hutan Mangrove


Taman Hutan Mangrove, salah satu taman mangrove yang ada di Jakarta, daerah Pluit – Jakarta Utara Pantai Indah Kapuk tepatnya. Sebuah taman mangrove yang di kelola dan di budidayakan oleh pemerintah daerah yang menjadi salah satu destinasi wisata pas liburan ataupun bukan liburan.


Bermula dari iseng dengan melihat lihat postingan di media sosial tentang destinasi ini. Dari hasil jepretan dan sedikit edit tentu saja menarik perhatian siapapun, termasuk saya yang penasaran untuk pergi menjelajahi wisata itu. Coba kontak temen temen yang ada di jakarta, cari info dan ‘cari temen main’ biar bisa di ajak ngobrol saat udah disana. Tapi dari semua teman yang ada di Jakarta, semuanya bilang ‘nggak mau’ dengan berbagai alasan yang sifatnya menolak ajakan saya. Yah, itulah problematikanya. Tapi bukan karena itu saya nggak jadi pergi tapi karena itu juga saya merubah dan buat schedule lagi. Cari cari waktu luang dan tentu saja bukan weekend yang pasti padet banget area ibukota. Tapi jadi sepi banget kalo weekday di taman mangrove ini. Cukup luangkan waktu sehari untuk melakukan perjalanan Cirebon – Jakarta bolak balik. Start pagi hari dan pulang malam hari.

Akses menuju taman ini cukup mudah (pake aplikasi ojek online) dan ribet kalo naik transportasi umum karena tentu saja nggak sekali dua kali ganti kendaraan umum. Jadi saya pilih yang cukup mudah saja, bermodalkan 25 ribu sudah sampai di depan gerbang. Dan nambah 25 ribu lagi untuk tiket masuk. Sekedar info, untuk tiket masuk yang sudah di beli jangan langsung dibuang dan perlu disimpan sebentar karena sebelum masuk area mangrove tiket masuk di cek ulang oleh petugas. Dan dilarang membawa kamera tambahan (selain kamera bawaan dari HP) kalo tetep mau bawa juga nanti kena charge (bayar untuk biaya kamera). Selain itu juga nggak perlu bawa makanan, karena di dalam tersedia berbagai macam makanan dan minuman (nggak usah khawatir).

Saat masuk area disambut dengan stand makanan & minuman dan penginapan. Setelah itu para wisatawan bebas memilih area mana yang mau di kunjungi (tentu ada petunjuknya). Yang menariknya ada pendopo yang berdiri megah disana sebagai pusat untuk berkumpulnya kegiatan/event (kalo ada). Setelah itu bisa menjajaki jalan berbambu dan berkayu yang mengeluarkan suara kreket..kreket setelah kita injak. Dan memang akses untuk menikmati hutan mangrove itu melalui jalan/jembatan bambu. Entah mau menikmati pohon mangrove atau berburu spot tempat yang instragam able (jaman now).


Cukup memakan waktu 2 jam untuk sekedar jalan jalan, dan ambil beberapa foto di beberapa latar belakang spot. Jeleknya untuk pelancong sendiri itu nggak ada yang bisa di mintain foto kalo lagi pengen yang nggak selfie (seluruh badan atau yang candid). Tapi semua itu sirna karena ada salah seorang dari pemerintah daerah melancong kesitu juga untuk mengobati rasa isengnya. Jadi, saling ganti gantian foto saja. Setelah dirasa cukup, waktu untuk kembali dan melanjutkan perjalanan. Dan saya sangat beruntung ketemu sama dari pemda ini, karena beliau bersedia berbagi tumpangan karena memang searah sama tujuan saya. Uang 25 ribu masih tertata rapi di dalam saku karena jadi nebengers.

Ya setidaknya sudah terobati rasa penasaran akan tempat itu. Kalo nanti memang pengen main kesana lagi juga ayo aja.

Share:

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.