Minggu, 04 Maret 2018

Jumog Waterfall

Jumog Waterfall

Selang 4 bulan setelah mencoba menapaki spot spot daerah jawa tengah, saat nya untuk sedikit menapaki di daerah solo – jawa tengah. Bertepatan dengan schedule bulanan yang ‘sengaja’ pulang untuk mengobati rindu akan kampung – orang tua, saudara, rumah, tetangga, bahasa, cuaca, air, udaranya yang emang nggak terlalu jauh sama daerah solo – 2 jam perjalanan. Bukan nggak mungkin kalo hanya untuk menapaki daerah solo, terutama di kawasan kaki Gunung Lawu.

Menyusun planning itu udah pasti, mulai dari waktu berangkat, destinasi wisatanya, kendaraan dan terutama temen main – navigator. Biar nggak terlalu lama karena padat jadwalnya, jadi planning keberangkatan dari rumah lebih pagi – bahkan memang harus pagi.

Pukul 06.15, keluar rumah dengan menenteng tas selempang, ber rautkan muka yang nggak beda sama abis bangun tidur. Panasin motor, cek kelengkapan – surat surat, kondisi motor (pastikan aman) dan langsung go. Memakan waktu kurang lebih 45 menit (kondisi pagi hari) sampai di tempat meet point – jemput navigator. Dan menunggu persiapan si navigator itu kurang lebih 1 jam – huft.

Pukul 08.37, meninggalkan meet point dan langsung gas to destinasi – Kemuning. Perjalanan awal dirasa capek tarik gas karena mengikuti jalan yang cukup mudah – lurus terus sampai nggak sadar kalo semakin keliatan pemandangan dari Gunung Lawu semakin jelas dan juga perbedaan suhu yang semakin dingin. Setelah kurang lebih melewati jalan yang berkelok kanan – kiri, jalan tanjakan – sedikit turunan, dan sedikit menghindari lubang lubang di aspal, sampai juga di daerah Kawasan Wisata Air Terjun Jumog – destinasi. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 1 jam, 08.37 – 09.49 wib.

Air tejun jumog, itulah tulisan yang terpampang di pintu masuk dan spanduk di jalur pejalan menuju air terjun. Air terjun yang nggak punya kawah ini merupakan ‘surga yang tersembunyi’ begitu lah julukan yang pernah saya baca di salah satu artikel yang membahas tentang air terjun yang satu ini. Air terjun yang biasanya dibawahnya (titik jatuh air) ini digunakan untuk mandi/berenang, namun di air terjun jumog ini tidak saya temukan, yang ada hanya batu yang cukup besar di dekat jatuhnya air. Namun kalo hanya untuk main main air saja, terdapat aliran air yang jernih mungkin disitu bisa ‘sedikit’ bermain dengan air. Tak khayal banyak orang datang untuk menikmati ‘percikan’ air yang jatuh itu hingga membasahi permukaan kulit mereka. Tidak sedikit dari para pengujung yang mengabadikan dengan memilih menjadikan background dalam foto album mereka. Nah, yang agak saya pikirkan itu air yang jatuh dan mengalir dibawahnya tetap jernih meskipun cuaca di bulan itu sedang sering hujan, setiap setelah matahari mulai meninggi dan sedikit condong ke barat, di waktu itulah matahari mulai tenggelam tertutup mendung yang menyisakan turunnya hujan.


116 anak tangga. Ini juga menjadi tantangan oleh para pengunjung sebelum menikmati indahnya air terjun. Keindahan tidak semata mata muncul instan begitu saja, perlu ada pengorbanan/usaha untuk mencapainya. Mungkin kata kata itu pas untuk menggambarkan betapa susahnya menuruni 116 anak tangga yang kondisinya kurang safe (licin) karena embun dari air terjun itu. Tapi setelah berhasil menuruni 116 anak tangga itu, maka mata akan di buat menatap lebih lama dari biasanya.

‘Ojo lali nge rem atau jangan lupa nge rem/injak rem’. Slogan yang menjadi fokus dan menyita perhatian saya ini karena slogan itu terbilang unik dan nggak kepikiran – mungkin. Slogan yang saya dapatkan pas posisi saya pulang dari tempat itu. Di salah satu jalan pulang, terpampang kata kata itu di pinggir jalan dekat dengan pematang sawah – mbolak. Slogan itu memang pas untuk menjadi pengingat para pengunjung/pengendara yang menuruni jalanan turun yang begitu panjang, dan juga sedikit rame oleh lalu lalang masyarakat sekitar. Menjadi pengingat untuk senantiasa waspada dan tetap fokus dalam berkendara – tetap safety driving.



Share:

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.