Selasa, 26 Juni 2018

Sepanjang Jalan Di Pantai Sepanjang


Pernah kebayang nggak kalo nggak ada niat buat piknik tapi ternyata setelah ketemu diajakin piknik? Ya mau nggak mau sih (dalam hati), mau dan yakin ikut kalo udah dapet tempat duduk/sebelumnya udah booking, tapi nggak maunya karena khawatir nggak dapet tempat duduk (dadakan soalnya). Sampai akhirnya malam sebelum berangkat ada tawaran kursi kosong karena ada yang cancel, tambah yakin buat ikut, tapi sampai pagi mau berangkat masih enggan untuk berangkat alias setengah hati mau piknik. Karena udah terlanjur bilang ‘iya’ ya harus berangkat, kalo nggak kan sayang tempat duduk yang udah dibayar.

Pagi jam 7 udah harus siap siap untuk berangkat, dan tepat jam 7 juga saya dan rombongan udah ready. Absen penumpang, clear dan berangkat. Dalam perjalanan belum tau kemana tujuannya, cuman di kasih tau nanti bakal piknik ke Gunung Kidul, yang terbayang pasti mau ke pantai tapi nggak tau pantai mana yang mau dituju (karna pantai gunung kidul itu pantainya banyak banget) kalo nggak spesifik barang kali nanti pantai yang di tuju ternyata udah pernah dikunjungi sebelumnya.

Pantai, kebayang bakal main air, main ombak, minimal pasti basah walaupun nggak sekujur tubuh basah. Dan niatnya dari rumah sampe disana cuman mau liat liat aja sama menikmati suasana, alhasil nggak bawa baju ganti dan perlengkapan lainnya. Tapi nyatanya sampe disana malah nyebur, bahkan nggak mikirin lagi nanti mau ganti baju pake apa. Cuman modal celana kolor aja, lepas celana panjang, lepas sandal, lepas jaket dan lepas diri nyebur ke laut bermain dengan ombak dan air asin bahkan sampe di ajakin naik kapal nelayan untuk nyobain keliling agak ke tengah laut. Puas.

Oh iya, kembali dulu bahas pantai. Setelah nanya nanya ke temen pantai yang mau di tuju nanti itu adalah Pantai Indrayanti. Tapi bukan pantai itu yang tertulis di papan nama setelah bis masuk dan parkir. Pantai Drini. Itulah realita pantai yang dituju. Ekspetasi jelas berbeda sama realita. Tapi its oke nggak masalah, yang penting pemandangan pasir putih di situ nggak beda sama pantai indrayanti.

Nggak akan terasa manis kalo belum ngerasain pahit. Mungkin itu kalimat yang pas buat ngewakilin gimana serpak terjang perjalanan hingga sampai tujuan. Pertama, macet itu pasti karena memang lagi dalam kondisi lebaran pasti nggak mungkin nggak macet karena jalanan rame para pelancong lainnya juga. Kedua, kondisi kendaraan. Iya, karena transportasi kesana itu menggunakan bis jadi itu juga menjadi bahan kenapa harus ngerasain pahit dulu. Bis yang kita gunakan ternyata tidak dalam kondisi prima dan di tengah perjalanan sudah hampir 5 kali berhenti (padahal belum nyampe tujuan) untuk pengecekan kondisi bis (mulai dari kebocoran jalur solar, perseneling yang nggak mau dipindah, dan yang lain) bahkan kalo di hitung hitung, durasi stop karena macet sama karena ‘mogok’ itu lebih banyak memakan waktu bis ‘mogok’. Tapi syukur alhamdulillah nggak ada yang lebih parah dan kita serombongan selamat sampai kerumah kembali.

Pantai Sepanjang, destinasi berikutnya setelah Pantai Drini. Penampakan pantai sepanjang ini masih sama dengan tampak pasir putih yang menyelimuti pantai, hanya saja tampak begitu banyak karang karang yang tidak tertutup air. Awalnya saya dan satu temen saya berniat nyebur juga di pantai ini, tapi setelah sampai dan melihat sekilas seperti pasir item jadi kita urungkan niat untuk nyebur. Dan ternyata ekspektasi apa yang saya lihat item itu bukan berasal dari pasir pantai, melainkan karang yang muncul di permukaan. Bahkan para pelancong yang lain juga hanya bermain air di atas karang itu, bukan sambil berenang hanya ingin merasakan ombak yang sampai di tempat mereka berpijak. Tak beda jauh dengan saya dan temen lain.

Lengkap sudah dua destinasi pantai Gunung Kidul melengkapi liburan lebaran saya yang bahkan itu menjadi agenda lebaran bisa ‘piknik’ saya setelah beberapa tahun yang lalu nggak pernah ngelakuin bahkan rencana aja nggak. Dengan rencana/kabar dadakan saja sudah cukup untuk menambah kumpulan foto yang nantinya menjadi cerita dan kenangan bahwa hal itu sempat terjadi di masa lalu.

Share:

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.