Konsultan, mungkin enak kalo jadi
konsultan. Mempertanyakan hal ini itu, masalah sana sini dan memutar otak untuk
memberikan solusi. Tapi perlu background yang kuat di suatu bidang biar lebih
paham kalo ada yang sedang konsultasi. Lebih banyak belajar, banyak
mendengarkan, banyak membaca, dll. Tapi yang pasti nggak gampang atau semudah mengusap
hidung yang gatel dan lega abis di garuk. Butuh waktu, biaya untuk pendidikan
yang cukup, minat & tekad yang kuat. Ah, jadi pesimis gini malahan.
Dulu pernah terpikirkan pengen
ambil jurusan kuliah psikolog, karna sering curhat dan di curhati. Sok sok an
ngasih solusi padahal nggak berpengalaman, justru yang minta saran yang lebih
pengalaman. Walaupun belum berpengalaman, bisa jadi apa yang dicurhati itu
suatu saat bakal saya alami. Jadi kan serasa udah siap amunisi sebelum
berperang.
Menurut saya, yang cocok jadi
seorang konsultan itu seorang laki laki. Kenapa, karena pikiran laki laki itu
selalu memikirkan solusi, ada masalah langsung solusi. Jadi kalo ada orang
cerita ke dia baru mau mulai cerita yang ada di pikiran laki laki itu adalah
solusi nya apa. Tapi yang nggak banget ialah jarang ada laki laki yang betah
dengerin cerita, mending kalo ceritanya itu tertata alias terstruktur jadi bisa
di ambil poin poin inti dari cerita itu. Dari poin poin itu di rancang sama si
konsultan trus di buat plot plot permasalahannya, akar permasalahan dan sampai
akhirnya dunia menemukan mu (avatar the legend of aang).
0 komentar:
Posting Komentar