Rabu, 11 September 2013

Hal Kecil

Mulanya pas sepulang dari kuliah, kuliah ambil yang kelas sore dan pasti pulang pun agak malam juga. Karena kampusnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.jadi setiap harinya tinggal jalan kaki, biar lebih hemat. Nah, karena jalan kaki terus sendirian, terkadang mikir bagaimana menghibur sepinya jalan malam sendiri. Nah, dari situ juga seperti kejatuhan sebuah kata-kata yang aneh-aneh, bahkan sebelumnya hal itu tak pernah saya pikirkan. Seiring dengan memikirkan hal itu, jarak menuju tempat tinggal menjadi seakan lebih dekat dan seakan ini kaki melangkah dengan cepat.

Kata tersebut “hidup itu berawal dari mimpi”. Nah, apa hubungannya sama kata-kata itu. Jadi dalam diri saya seperti ada dua tokoh yang saling berdebat, yang satu bilang hidup itu berawal dari mimpi itu benar dengan alasan yang menyertainya. Terus yang satunya lagi seperti menentang ungkapan tersebut, dengan alasan hal itu tidaklah mungkin, karena mimpi itu merupakan kebalikan dari kenyataan, seperti ada yang memimpikan orang yang sudah meninggal. Jadi itu tandanya bakalan panjang umur. Nah, itu dia hal-hal yang kecil sekalipun mampu membolak-bailkkan pikiran dan hati seseorang.

Baru setengah jalan, seperti kejatuhan lagi kata yang mungkin masih nyambung “hidup itu berawal dari pikiran”. Setiap kita melangkah, mengerjakan sesuatu yang seperti sudah reflek dari otak kita yang begitu cepat hingga kita tak pernah sadar, pernahkah kita memikirkannya sebelumnya. Setiap reflek yang diterima oleh otak yang sebelumnya melalui mata kita yang melihatnya, informasi tersebut dengan begitu cepatnya sudah nyampe ke otak, bahkan sudah kita lakukan. Ketika kita mengatakan hal-hal itu sulit untuk dilakukan, secara tidak langsung kita memberikan informasi menuju otak kita bahwa kalau dilakukan itu terasa sulit. Jadi, malah benar-benar sulit. Karena otak kita adalah controller untuk tubuh kita. Bila kita memberikan informasi menuju otak dengan kata-kata yang membuat kita sendiri terasa sulit untuk dilakukan dan enggan untuk melakukannya. Begitu pula rasa khawatir kita, kita menyadari bahwa setiap orang itu pasti memiliki rasa khawatir. Namun berapa persen kita memberikan informasi itu menuju otak, agar rasa khawatir itu mampu untuk di cegah.

Terkadang pikiran juga mampu menciptakan sebuah mimpi, yang diiringi dengan keyakinan dalam hati. Memikirkan, dan tetap fokus pada satu hal yang diimbangi dengan hati yang berkeyakinan sama dengan apa yang dipikirkan tersebut. 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.