Rabu, 30 September 2015

Sepanjang Jalan Itu


Lingkungan atau suasana kalo udah lama, udah biasa kita ngerasain itu muncul rasa kangen pengen ngerasain kayak gitu lagi, atau mendekatilah. Contohnya jaman saya kecil dulu yang ngerasain suasana kampung kelahiran saya yang semuanya orang jawa, ngobrol pake bahasa jawa, sikap seorang adat jawa. Jadi itu pengen lagi ngerasain hal yang sama, tapi nggak mungkin saya harus jadi kecil lagi tapi bisa jadi mendekati itu. Kayak ngerantau ke kota, tapi punya temen yang sama dari jawa.

Jadi bagi saya kalo ada temen atau kenalan yang sama ama saya yang asli jawa itu rasanya udah kayak di desa aja, tapi masih aja suka campuran bahasa indonesia kalo pas lagi ngobrol ama orang. Begitu juga pas ada dia, dia yang sebulan mewarnai sedikit hari-hari saya. Walaupun sebenarnya nggak tau bakalan kenal dia, nggak tau bakalan bisa kembali mengenang suasana desa, suasana desa yang kental akan orang disekitar yang melontarkan bahasa jawa.


Dia, dia yang diluar nalar saya untuk bisa ketemu di dua minggu terakhir, dua minggu yang saya harapkan untuk bisa lebih sedikit lama perputaran waktunya. Karena di hari-hari itu saya ingin mengukirkan sebait kenangan yang membawa saya kembali bisa membayangkan keasyikan jaman kecil saya. Dia juga yang membuat saya ingin segera melihat hari esok, meninggalkan hari ini yang akan menjadi hari kemarin. Melihat hari esok kau berjalan dengan rombonganmu yang mengenakan warna khas ijo. Berjalan disepanjang jalan itu, kau yang mengenakan warna ijo yang membuatku tak lagi merasakan hadirmu yang asing lagi tapi udah seperti “itu dia, yang jalan itu pasti dia”. Sama halnya dengan kesempatan – kesempatan yang lain saat kau pulang dan tetap berjalan rombongan disepanjang jalan itu yang kadang kala kau berjalan agak dibelakang dengan temen mu yang satu, dan yang sisanya tetap berjalan didepanmu. Sesekali saya ingin menyapa kau yang sedang dalam perjalanan pulang, tapi apa daya saya kurang berani untuk itu. Meskipun pernah sekali melontarkan kata sapaan yang nggak tau kau sadar akan itu atau malah nggak sama sekali. Dan akhirnya sekarang ini saya ingin melihat lagi kau dan segala hal yang khas melintas di jalan itu, dan bahkan saya lupa bagaimana logat kau yang sangat kental jawanya dan itu kau banggakan tak perduli kau bakalan dicap orang karena logatmu itu. 

"Sepanjang jalan itu, tak mungkin lepas dari ingatanku" - Sepanjang Jalan Kenangan
Share:

2 komentar:

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.