Sabtu, 08 Juni 2013

Life is choice

Jika dikatakan belajar hanyalah waktu di bangku sekolah, itu adalah hal yang salah. Waktu di bangku sekolah hanyalah sebagian kecil dan permulaan dalam memperoleh sebuah pelajaran. Pembelajaran bisa dimana saja, hal ini tidak semata-mata hanya saat sekolah saja, ada juga pembelajaran dari lingkungan hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Memang jika dilihat secara kasat mata, hanya pas beranjak dari sekolah dasar, menengah, menengah atas hingga perguruan tinggi. Namun tidak hanya dalam hal itu saja, pembelajaran telah dimulai pada saat mengenal orang tua, orang tua menjadi salah satu sumber pembelajaran sejak dini, baik itu pembentukan moral, perilaku, pola pikir hingga hal-hal lain yang lebih kompleks. Barulah dengan adanya media pendukung yang dapat lebih dimanfaatkan untuk menekankan hal-hal yang lebih kompleks. 

Pembelajaran-pembelajaran seperti itu, membuat seseorang untuk diharapkan lebih mengetahui dengan apa yang hendak ia lakukan dan apa yang menjadi risiko dengan apa yang ia lakukan tadi. Seiring dengan berkembangnya pola pikir seseorang, maka untuk membentuk seorang yang mampu mengerti arti dari hidup ini, tujuan hidup didunia ini. perbekalan yang telah ia dapatkan menjadi hal yang penting. Karena hal inilah yang mungkin kelak menjadi penuntun dalam mengarungi derasnya hidup ini. 

Mengenai hidup, banyak orang yang berpendapat bahwa hidup ini layaknya air laut yang terkadang pasang dan surut. kenapa bisa demikian?karena dalam menjalani hidup ini tidak mungkin mendapatkan kebahagian saja, ada juga yang menuju kesedihan. Kebahagiaan merupakan angan dan harapan dari setiap orang yang menjalaninya. Begitu pula dengan orang yang menjalani, pemikirannya terkadang juga mengalami pasang dan surut. Ada kalanya ia semangat dalam menjalani setiap apa yang hendak ia lakukan dan menanamkan sebuah keyakinan dalam dirinya. Dan ada kalanya ia juga mengalami sebuah kemunduran atau mulai pesimis dan ragu-ragu untuk tetap terus maju atau hanya mengambil kata menyerah.

Ada sebuah cerita atau mungkin memang pengalaman pribadi. Setiap orang pasti memerlukan orang lain untuk mendapatkan sebuah pendapat atau saran. curhat lah intinya. Saya pernah bercerita mengenai hal yang sama dengan apa yang telah saya tulis diatas, yaitu terkadang seseorang itu bisa saja menjadi kurang bersemangat. Dan jawaban yang saya peroleh ialah manusia itu memiliki titik dimana pada titik tersebut mampu menurunkan daya yang memang sangat dibutuhkan untuk tetap terjaga secara terus-menerus yakni titik jenuh. Pada titik ini seseorang akan merasa sedikit perubahan pada dirinya, menjadi kurang bersemangat dan apa yang ia katakan menjadi hal yang tak pernah ia inginkan, seperti selalu merasa selalu salah dengan apa yang ia sudah katakan. Kembali pada hal yang mengatakan bahwasannya pemikiran juga mengalami pasang surut. Setiap orang memiliki yang namanya mood atau suasana hati. Nah, disaat suasana hatinya sedang enak atau gembira, maka semua hal yang hendak dilakukan terbawa enjoy. Sedangkan apabila suasana hatinya lagi kacau, dalam hal ini berbagai faktor yang menyebabkan seperti adanya masalah, turunnya kesehatan dll, maka ia akan cenderung nge-down atau kurang percaya diri dan bawaannya hanya malas dan bosan. 

intinya adalah bagaimana kita bisa menyikapi semua hal tersebut, kita mau bawa hal itu dengan senang hati atau sedih. Mulai belajar dari setiap kesalahan-kesalahan yang sudah terlalui. 

- Keep Spirit -
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.