Cerita ini di usung
dari pengalaman seorang siswa yang baru masuk SMA. Tahun pertama kebagian kelas
E, kata orang kalo E itu tinggal sisanya. Dari abjad A,B,C,D dan E. Kelas A itu
bagus, B cukup bagus, C agak bagus, D masih mendingan dan E itu baru kurang.
Nggak tau itu masalah persepsi orang atau emang kenyataan. Kalo menurut siswa
itu sendiri kelasnya itulah yang paling bagus. ‘masih mendingan dapet kelas’
batin dia. Yah, apa boleh buat. ‘Jalani sajalah’ mencoba memotivasi diri. Baru
lulus, masuk sekolah baru, kelas baru dan tentu saja teman-teman baru. Dan yang
kalah ketinggalan ialah cari gebetan baru (ga jamin bisa). Beli buku-buku baru,
guru-guru baru dan semuanya masih berbau yang baru-baru.
Hari pertama, seperti
layaknya hal baru. Perkenalanlah yang terjadi. Dan satu per satu mulai
memperkenalkan diri dan dimulai dari sang guru tentunya dalam hal ini Wali
kelas. Setelah wali kelas memperkenalkan diri, selanjutnya siswa-siswanya. Satu
per satu mulai maju ke depan dan memperkenalkan diri hingga tiba waktunya dia
yang memperkenalkan diri. Layaknya perkenalan, tinggal menyebutkan nama, TTL,
tempat tinggal, asal sekolah dll. Begini ia memperkenalkan dirinya:
Nama
saya Nur Alim
Tempat,
tgl lahir Sukoharjo, 08 april 1991
Tempat
tinggal Bulu
Asal
sekolah SMP N Tawangsari
Nah, setelah memperkenalkan diri, ternyata sang guru
bertanya.
Asal
sekolah kamu di tawangsari?tanya sang Guru
Iya,
Pak. Jawabku
Kamu
tiap hari berangkat di lanjo(pulang-pergi
dari rumah ke sekolah)?tanya lagi
Iya,
Pak. Jawabku lagi
Karena masih polos dan
sedikit takut kayak itulah jawabku. Dan sang guru pun sudah nggak lagi
bertanya.
Setelah beberapa minggu
kemudian, saya pun mulai terbiasa dengan suasana kelas, guru, mata pelajaran,
dll. Dan saat itu juga ada pelajaran Bahasa Indonesia yang membahas tentang
sebuah cerita humor/lucu. Dan setelah guru tersebut menjelaskan panjang lebar
tentang mata pelajaran itu. Dari pengertian, tujuan, maksud, dsb. Akhirnya
beliau memberikan tugas untuk membuat sebuah cerita humor dan besok akan
disuruh untuk membacakan di kelas. Bingung bukan kepalang, bahkan nggak ada
bayangan gimana bikinnya. Dan setelah mencoba bikin, akhirnya dapat satu cerita
yang nggak tau lucu apa nggak.
Begini isi ceritanya:
“ Di malam hari yang gelap gulita karena saat itu sedang
ada pemadaman listrik. Hanya terang di luar karena langit cerah malam itu.
Pemadaman itu terjadi tiba-tiba dan nggak ada pemberitahuan sebelumnya. Karena
saat asyik nonton TV tiba-tiba mati dibarengi sama lampu rumah. Karena bingung,
isinya cuma gelap semuanya. Saya coba untuk berjalan pelan-pelan menuju meja
yang biasanya terdapat lilin dan senter untuk jaga-jaga kalo listrik padam
kayak sekarang. Dan karena gelap gulita, kornea pada mata manusia itu menjadi
kecil yang mengakibatkan nggak bisa melihat di dalam kegelapan. Dan saat
mencapai meja yang dituju, saya hanya bisa meraba-raba dan berharap semoga apa
yang saya pegang ini adalah senter. Dan yang bisa saya rasa cuma seperti
memegang sesuatu yang dingin. Karena senter itu casing nya terbuat dari logam jadi dingin (imajinasiku) setelah
memegang benda itu. Masalahnya habis saya pegang, dan coba untuk menyalakannya
ternyata nggak bisa nyala. ‘mungkin baterainya habis’ batinku. Dan setelah
selang beberapa menit kemudian lampau kembali nyala. Dan saat itu pula tepat
setelah lampu menyala saya baru sadar ternyata apa yang saya pegang itu BUKAN
senter, melainkan buah PISANG. ‘pantesan nggak bisa nyala, orang bukan senter’
celetukku. Dan baru sadar memang siangnya ibu saya membeli buah pisang dan di
taruh di meja “.
Dan apa komen dari sang
guru???....tunggu part2-nya J
0 komentar:
Posting Komentar