Beda schedule beda eksekusi. Mungkin itulah istilah yang pas untuk
planning akhir tahun kemarin saat ingin mengisi waktu luang cuti akhir tahun.
Saat schedule sendiri ingin solo bacpacker ke sisi lain dari
Yogyakarta alias daerah Kaliurang tapi apalah daya kena nego dan iming iming
pergi bersama backpacker ke pantai
kebumen. Daripada sendirian lebih baik bareng bareng dan pergi ke pantai pula,
kalo ke kaliurang jauh dari pantai (pesisir gunung) tapi kalo ke kebumen cukup
pergi ke pantai. Dan apalah daya hasil iming imingnya berhasil mengedurkan
niatan saya untuk solo backpacker.
Padahal kalo dilihat apa yang sering saya lakuin, bukan sekali dua kali saya
ber solo backpacker ke beberapa tempat
(walau cuman 3 tempat sih) tapi karena biar agak rame dalam perjalanan akhirnya
negoisasi dengan diri pun luntur dan meng iya kan ajakan temen.
Secuil dari postingan kemarin,
ada beberapa hal yang saya lakuin selama 3D2N di Kebumen. Salah satunya mandi
di bawah jatuhnya Air Terjun Kali. Sesuai dengan nama air terjun ini yang
terbayang ialah air terjun yang memiliki beberapa kucuran air yang turun dan
berurutan sampai tempat yang landai/datar. Terbayang juga akses menuju air
terjun ini yang bakalan naik turun mengikuti jalan setapak yang terbentuk
akibat pijakan kaki para pencari nafkah dengan berkebun. Dan itu memang benar
adanya. Akses jalan motor yang mulai berubah dari jalan aspal ke jalan cor
coran setengah yang menyisakan gap/space
tengah untuk tanah. Bukan hanya berubahnya jenis jalan tapi juga berubahnya
ukuran dari jalan tersebut, dari jalan yang bisa di akses untuk persimpangan
mobil dengan mobil, mobil dengan motor hingga motor dengan motor saja. Dan
tidak kalah seru nya ialah mulai berjumpa dengan suasana hutan yang rindang dan
sejuk bahkan beberapa kali berpapasan dengan udara dingin.
Dengan bermodalkan fitur smartphone ditangan perjalanan dimulai.
Sesampainya titik koordinat yang di tunjukan fitur tersebut, ternyata agak ragu
kalo memang ini tempatnya. Karena wana wisata ini belum ada yang mengelola,
fasilitas petunjuk arah, pintu masuk, tiket dan lahan parkir belum semuanya
tersedia hanya saja memanfaatkan space
lahan kosong milik warga sekitar untuk tempat parkir dan untuk tiket dan pintu
masuk sama sekali tidak ada, yang perlu dilakukan ialah berkomunikasi dengan
warga sekitar sebagai petunjuk arah darimana dan kemana arah menuju air terjun
itu. Cukup simple petunjuk yang di kasihkan oleh orang warga, “ lewat jalan ini (sambil menunjuk jalan
setapak yang menurun) sampai nanti ketemu aliran sungai dan ikuti terus aliran
sungai itu menuju muaranya/hulu nya, nanti akan ketemu air terjun itu “. Tak
mau berlama lama untuk meng iyakan instruksi itu. Memang benar adanya “cukup
mengikuti jalan aliran sungai sampai ketemu air terjun”. Aliran sungai itu
memang dangkal dan jalan nya berbatu padas jadi hati hati kalo melangkah –
licin.
Saat sampai di lokasi, tempat
mandi yang sepi entah karena waktu yang memang lagi sepi (weekday) atau memang belum banyak pengunjung luar desa setempat
yang pergi kesini. Tapi bayangan saya cukup terbantahkan dengan adanya sisa
bungkus plastik jajanan dan botol minum yang bergeletakan di atas batu batuan
padas itu. Dan ini adalah kesempatan yang bagus untuk bisa mandi sepuasnya di
situ karena sekitar sepi sekali, hanya sesekali melihat orang lewat daerah itu
untuk pergi berkebun.
Air terjun dengan tinggi yang
hanya sekitar 4 - 5 meter ini memiliki 2 ruang untuk mandi yakni bagian bawah
dan atas karena air terjun ini terbentuk 2 aliran hanya saja yang bisa di pakai
untuk mandi hanya bagian atasnya saja, karena setelah aliran yang di bawahnya
menyisakan kolam yang dangkal. Untuk kedalaman kolam air terjun ini hanya
sekitar 2 meter, air yang tervisualkan warna hijau ini menjadikan air tersebut
jernih dan di dukung pula dengan batu padas menjadikan kolam air terjun layak
untuk menyegarkan badan dengan berendam di sana. Tapi yang perlu di perhatikan
ialah safety nya, karena batu padas
jadi lebih licin dibanding dengan batu lain. Oleh karena itu perlu hati hati
membuat pijakan kali.
0 komentar:
Posting Komentar