Setiap manusia yang terlahir di
dunia ini telah dibekali dengan akal dan pikiran yang terancang cenderung untuk
melakukan kebaikan. Oleh karena itu, setiap manusia sebenarnya didalam benak
dan jika mengikuti hati nuraninya ia pasti akan melakukan hal-hal yang bersifat
kebaikan bukan kejelekan. Jika dilihat dari Negara ini yaitu Indonesia yang
memiliki sebutan Negara yang sopan santun dan ramah, jadi semua budaya yang
dibawa kedalam Negara ini pasti diterima dan menyebar begitu cepat. Dengan
budaya yang masuk dan masyarakat Indonesia tersebut hanya paham bagian luarnya
saja dengan kata lain masyarakat Indonesia masih mudah terpengaruh dengan
budaya luar yang masuk dan mampu merubah pola pikirnya.
Semua orang sebenarnya sama,
derajat yang sama, keinginan yang sama, memiliki kelebihan dan kekurangan dan lain-lain. Faktor yang mungkin membedakan
satu orang dengan orang lain ialah pola pikirnya. Ada yang langsung mampu
menyesuaikan diri, ada juga yang belum mampu untuk langsung menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Pola pikir ini akan bertambah seiring bertambahnya umur
serta ia tumbuh dewasa dan menemukan jati diri sendiri.
Seperti halnya saya pribadi, dari
masa kanak-kanak, remaja hingga sekarang ini masih dalam tahap pencarian jati
diri saya yang belum mampu mendapatkan sebuah bakat yang ada dalam diri saya.
Berbagai hal-hal positif yang ada disekitar saya mencoba untuk berminat
kedalamnya atau bisa dikatakan hanya coba-coba, barang kali ada yang lebih enak
buat dijalaninnya dan menjadi bakat. Ada sebuah kata-kata yaitu “jika kita
ngejalaninnya itu enak/sreg dihati maka ada kemungkinan hal tersebut merupakan
bakat dengan kata lain tanpa ada paksaan untuk ngejalaninnya”. Seseorang pasti
memiliki perasaan penasaran dengan hal-hal apa saja yang masih bersifat baru.
Penuh akan tanda tanya terhadap hal tersebut, dan dengan rasa penasarannya itu
membawa dirinya untuk mengetahuinya.
Hal yang saya rasakan sampai saat
ini ialah hanya sekedar mencoba hal-hal yang baru dan mencoba untuk
menjalaninnya dengan dasar ingin mengetahuinya dan mendalaminnya dan enjoy
tanpa ada paksaan. Berbagai hal-hal yang ada di sekitar, berusaha untuk lebih
berminat kedalamnya, walaupun bukan bakat akan tetapi untuk menambah wawasan
dan pengalaman. Mungkin dengan kurangnya
wawasan dan pengalaman seseorang berpengaruh terhadap rasa keingintahuannya. Karena
kedua hal tersebut berkaitan dan saling menunjang bakat seseorang. Dengan kita
enjoy dalam menjalaninya, maka pola pikir kita pun akan terasa terbawa dan
terbiasa dengan keadaan yang demikian.
beuuuhhh.... postingannya berbobot sekali... melebihi tugas MPKT hahaha....
BalasHapusgue lebih percaya sama kerja keras dan kemauan daripada bakat. seseorang yang bakat luar biasa tapi kalo gak diasah, percuma. lama-lama mungkin aja jadi makin tumpul tuh bakat.
tapi, kalo kemauan kita kukuh serta kerja keras yang kita lakukan maksimal, semua hal yang kita ingini sangat mungkin terkabul... tinggal kita pilih apa aja yang kita senangi.. hanya kita sendiri yang tahu hal-hal apa aja yang bikin kita senang dan puas :)
dan, senantiasa berdoa tentunya..
(komen gue serius beuutttt)
hahhahha....
BalasHapussangat serius bgt koment Anda.
nuhun,
ciyyeeeee header baruuuu :D
BalasHapusblog tahoe!!!! apaan tuh, coba terangin --a
ibaratkan tahu...
BalasHapusdia adalah sosok yang lemah, kecil namun banyak manfaatnya.HHEEEE
beuh, filosofis bangeudh ternyatah :O
Hapuswwahhh,....
Hapusorang aku aja nggak maksud. :D