Rabu, 17 September 2014

Menapaki Masa Lalu


Masa lalu, iya masa lalu. Ntah udah berapa orang yang bilang dan ngasih quote-quote tentang memperbaiki diri, motivasi dan lain-lain. Tapi tetep saja semua kembali kepada apa yang akan saya lakukan, percaya, yakini, dan harapkan. Bukan tidak mau nerima semua itu, tapi melainkan saya adalah tipe orang yang nggak pernah mikir panjang, seolah-olah “masuk lewat telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri”. Maaf, teman.

Kangen aku dengan kamu masa lalu, bukan untuk mengulangi lagi apa yang terjadi saat aku ada dengan kau, bukan pula untuk kembali dan berjalan ke belakang, tapi kamu ada untuk jadi pelajaran, untuk pengalaman, untuk modal berjalan ke depan, sekarang dan masa depan. Masa lalu menitikkan separuh memori hidup yang pernah dan telah saya lalui. Karena memori seorang manusia itu memiliki kapasitas yang sangat besar, meski kadang terhapus tapi ada saatnya nanti akan di restore. Terhapus bukan secara permanen melainkan sementara, dan dengan kapasitas yang besar ini jadi tidak memerlukan format untuk menyimpan memori-memori yang baru.

Terasa begitu beda sekarang, benar-benar bertolak belakang. Kemarin saat kuliah yang emang ada jadwal buat masuk. Bukan kebetulan atau emang sengaja, tapi berhubung dosennya belum datang dan sambil mengisi waktu yang terasa lama saat menunggu. Ada temen yang nyalain laptop dan buka sebuah video hasil editan dari slide show kamera waktu-waktu yang lalu. Karena saya orangnya gampang penasaran, jadi ikut aja nimbrung nonton. Disitu semua ada gambar nyata apa, gimana dulunya saya dan temen-temen. Nonton bentar, seakan flashback dari beberapa tahun yang lalu. Mulai muncul komen-komen dari yang liat, “kok kamu kurusan, kok kamu beda, nah tuh dulu masih pada kurus dan plongo-plongo semua”. Sampai akhirnya ada seorang yang jelas saya kenali sejauh itu, dan dia seakan memberi penilaian tentang dirinya sendiri dulunya dan seakan itu udah beda kalo dibandingkan sama yang sekarang. Beda.

Dan saya lagi tipe orang yang cuek, nggak ngurusin, nggak nggubris apa itu barusan. Sampai-sampai kembali saya teringat akan hal yang lain saat saya kumpul-kumpul di tempat kost temen. Dan apa yang terjadi saat kita semua lama menunggu sang dosen, itu hanya sebuah ketidakpastian. Karena dosennya ternyata dateng terlambat dan udah hampir habis waktu ngajarnya. Sebagian besar teman-teman udah pada pulang. Dan dosennya itu dateng dan di kelas cuman ada beberapa orang aja, termasuk saya. Beliau minta maaf karena dateng terlambat dan bilang dengan alasan yang meyakinkan. Maklum. Mumpung belum begitu larut malam, saya putuskan untuk maen sebentar ke kost temen.

Seperti biasa di sana paling-paling cuman ngobrol-ngobrol doang dan sedikit curcol. Saat buka dan pegang handphone, pengennya sih ngechat dan ngobrol juga dengan maksud barang kali bisa nambah mood dan keliatan senyam-senyum sendiri. Tapi begitulah......


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Seorang Mahasiswa Teknik Kimia, suka hal hal simple, minimalis, seorang plegmatis.

Terbaru

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.