Masa lalu, iya masa lalu. Ntah
udah berapa orang yang bilang dan ngasih quote-quote
tentang memperbaiki diri, motivasi dan lain-lain. Tapi tetep saja semua
kembali kepada apa yang akan saya lakukan, percaya, yakini, dan harapkan. Bukan
tidak mau nerima semua itu, tapi melainkan saya adalah tipe orang yang nggak
pernah mikir panjang, seolah-olah “masuk lewat telinga kanan dan keluar lewat
telinga kiri”. Maaf, teman.
Kangen aku dengan kamu masa lalu,
bukan untuk mengulangi lagi apa yang terjadi saat aku ada dengan kau, bukan
pula untuk kembali dan berjalan ke belakang, tapi kamu ada untuk jadi
pelajaran, untuk pengalaman, untuk modal berjalan ke depan, sekarang dan masa
depan. Masa lalu menitikkan separuh memori hidup yang pernah dan telah saya
lalui. Karena memori seorang manusia itu memiliki kapasitas yang sangat besar,
meski kadang terhapus tapi ada saatnya nanti akan di restore. Terhapus bukan secara permanen melainkan sementara, dan
dengan kapasitas yang besar ini jadi tidak memerlukan format untuk menyimpan memori-memori yang baru.
Terasa begitu beda sekarang,
benar-benar bertolak belakang. Kemarin saat kuliah yang emang ada jadwal buat
masuk. Bukan kebetulan atau emang sengaja, tapi berhubung dosennya belum datang
dan sambil mengisi waktu yang terasa lama saat menunggu. Ada temen yang nyalain
laptop dan buka sebuah video hasil editan dari slide show kamera waktu-waktu yang lalu. Karena saya orangnya
gampang penasaran, jadi ikut aja nimbrung nonton. Disitu semua ada gambar nyata
apa, gimana dulunya saya dan temen-temen. Nonton bentar, seakan flashback dari beberapa tahun yang lalu.
Mulai muncul komen-komen dari yang liat, “kok
kamu kurusan, kok kamu beda, nah tuh dulu masih pada kurus dan plongo-plongo
semua”. Sampai akhirnya ada seorang yang jelas saya kenali sejauh itu, dan
dia seakan memberi penilaian tentang dirinya sendiri dulunya dan seakan itu
udah beda kalo dibandingkan sama yang sekarang. Beda.
Dan saya lagi tipe orang yang
cuek, nggak ngurusin, nggak nggubris apa itu barusan. Sampai-sampai kembali
saya teringat akan hal yang lain saat saya kumpul-kumpul di tempat kost temen. Dan
apa yang terjadi saat kita semua lama menunggu sang dosen, itu hanya sebuah
ketidakpastian. Karena dosennya ternyata dateng terlambat dan udah hampir habis
waktu ngajarnya. Sebagian besar teman-teman udah pada pulang. Dan dosennya itu
dateng dan di kelas cuman ada beberapa orang aja, termasuk saya. Beliau minta
maaf karena dateng terlambat dan bilang dengan alasan yang meyakinkan. Maklum. Mumpung
belum begitu larut malam, saya putuskan untuk maen sebentar ke kost temen.
Seperti biasa di sana
paling-paling cuman ngobrol-ngobrol doang dan sedikit curcol. Saat buka dan
pegang handphone, pengennya sih ngechat
dan ngobrol juga dengan maksud barang kali bisa nambah mood dan keliatan senyam-senyum sendiri. Tapi begitulah......
0 komentar:
Posting Komentar