Tatkala sebuah kata idealisme, perfection, konsekuen, sinkron antara mulut dan perilaku. Seperti ingin menang sendiri, egois, hingga menjadi sosok yang menjadikan hati dan pikiran seperti batu. Semua itu hanya dari diri manusia yang selalu menginginkan sebuah kata ‘sempurna’. Benar kata manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lain, akan tetapi benar pula dengan tidak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanya milik-Nya. Mungkin bukan dalam hal kesempurnaan, melainkan berbuat yang lebih baik. Dalam hal ini kewajaran lah yang berbicara, tergantung dari para penanggap, penerima. Ada pengirim ada juga penerima. Pengirim disini, pemberi masukan, anggapan, pendapat. Dan penerima yakni yang menerima dari si pengirim, dan di situ terjadi saling komunikasi antara si pengirim dan penerima.
Masyarakat,
dunia luar. Dalam hal kecil pun kita
saling komunikasi, sebelum masuk ke dalam dunia masyarakat, komunikasi awal di
mulai dari keluarga. Keluarga adalah objek pembelajaran tahap awal. Setiap
keluarga memiliki norma-norma. Norma yang menjadi modal untuk terjun masuk ke
dalam dunia luar. Masyarakat, dunia pendidikan hingga di manapun ia menimba
ilmu. Begitu beragamnya objek pembelajaran, namun tak semua memiliki kesamaan
dalam norma-normanya. Pembelajaran, inti dari kata itu kita perlu semua dengan
kita belajar. Belajar dari apapun yang menjadi fasilitas pembelajaran.
Masyarakat, pembelajaran setelah keluarga. Tahap peningkatan dari segi leadership, knowledge, attitude. Jiwa
kepemimpinan, terjun menjadi pemimpin, mulai dari memimpin diri sendiri hingga
memimpin masyarakat sekitar. Pengetahuan, pengetahuan yang tak terbatas, dari
segi manapun, melebihi dari yang di dapat dalam pendidikan. Perilaku, tingkah
laku menjadi gambaran yang nyata dari penerimaan pengetahuan. Hal mempraktikkan
apa yang telah didapat.
Kepemimpinan,
pengetahuan dan perilaku merupakan hal pokok yang paling mendasar dari
pembelajaran. Setiap pembelajaran memiliki inti dari ketiganya. Mengenai ilmu
kemasyarakatan yang kita dapatkan setelah keluarga. Lebih mengenal banyak orang
dengan latar belakang yang berbeda-beda lagi, sifat, watak, tingkah laku. Nah,
ini dia pokok dari sebuah ilmu, lingkungan masyarakat adalah tempat
mendapatkan, menerima, dan juga memberikan, menerapkan, mengaplikasikan apa
yang telah di dapatkan. Tingkatan yang kedua, bertambah lagi dengan penyesuaian
diri dengan lingkungan yang lebih besar, lebih beragam.
Dibandingkan
dengan keluarga, masyarakat lebih menuju ke arah kata sepakat, musyawarah,
kepentingan bersama. Jadi, dalam masyarakat semua aspek akan tercapai dengan
adanya sebuah kata sepakat, bukan mementingkan kepentingan pribadi seseorang.
Pengajaran didalam masyarakat tidak selalu dengan cara mengajarkan secara
langsung, tetapi dari setiap orang yang terjun ke dalam masyarakat, maka ia
harus mampu berfikir bagaimana membuat dirinya sendiri merasa nyaman. Karena di
dalam masyarakat tak ada yang menyebut sebagai guru yang selalu memberikan
pengajaran kepada orang-orang. Dengan di bekali dari keluarga, mungkin juga di
dalam dunia pendidikan, maka di masyarakatlah tempat paling tepat untuk
menyalurkannya, mengaplikasikannya dengan harapan kelak mendapatkan hal lebih
yang mampu bermanfaat dalam hidup.
Dalam
masyarakat, norma-norma maupun aturannya pun berbeda di bandingkan dengan
keluarga atau dunia pendidikan. Norma
ini lebih mengarah kepada kesusilaan, nilai sosial, tata krama. Dengan
sistem pengajaran yang seperti tak ada guru, yang mungkin di sebut saling berbagi,
sharing, bertukar pendapat. Hal itu
yang seolah-olah menuntut seseorang yang terjun kedalam masyarakat untuk
berfikir lebih untuk mendapatkan hal yang lebih pula. Masyarakat pula adalah
tempat penyaluran bakat, dengan saling bersosialisasi dengan banyak orang. Dan
dengan cara tersebut mampu memberikan minat untuk menemukan bakat yang ada pada
dirinya.
terlalu banyak koma, beberapa kalimat ada yg enggak nge-plot. jadi capek bacanya *_*
BalasHapusups, mohon maaf lahir batin atas komentar pedas ane ya amiiiin :3
hmm....oke
BalasHapusmakasih bang cepy.
sebenarnya sih emang banyak koma, itu karena nanggung.kayak mau ngelanjutin tp udah habis kata-katanya -____-